Pages

Jumat, 10 Juni 2011

Long Distance Love....!

TERNYATA ONG ING ENG....!
Hidup terpisah dari pasangan karena tuntutan profesi atau tugas belajar memang tidak mudah. Beberapa masalah khas bisa muncul namun harus tetap disyukuril. Dengan kelapangan hati dan komitmen bersama, jarak tak perlu jadi kendala. Tinggal berjauhan dengan isteri namun tetap “bersama” bisa diciptakan kok. Tentu ada triknya.these my inspired...!

Yang tinggal dan ditinggal. Ada perbedaan dasar masalah yang dihadapi oleh suami (seperti saya nih..he he he) yang harus meninggalkan keluarga untuk bekerja di kota atau negara lain, dan istri yang menunggu di rumah atau sebaliknya.
# Bila Anda yang pergi.
Plus: Mendapat pengalaman dan suasana baru, bertemu orang baru dengan adat yang heterogen,ada kebebasan terbatas dan tantangan baru.
Minus: Selalu diserbu rasa rindu terhadap pasangan, anak (tapi q msh dalam thp pemograman xixii) dan seluruh keluarga. Anda harus siap menghadapi peralihan emosi,antara semangat tinggi menghadapi berbagai hal baru dan rasa rindu yang dalam.

# Bila pasangan Anda yang pergi.
Kondisi: Anda bersama anak dan seluruh anggota keluarga harus menyesuaikan diri terhadap situasi tanpa kehadiran suami/istri yang memiliki peran masing-masing. Seandainya Anda ibu, berarti Anda harus menjalankan tugas yang biasanya dijalankan suami, begitu juga sebaliknya. Yang tidak berbeda adalah perjuangan mengatasi rasa rindu pada pasangan. Anda juga harus menjaga stabilitas emosi dan rasa aman di rumah, terutama agar anak tetap merasa aman dan nyaman meski saat ini Anda sendiri.
Lancar meski jauh.
  • Usahakan tetap merasa "bersama." Menurut para pakar perkawinan, meski tidak ada di tempat yang sama secara fisik, pasangan suami-isteri yang tinggal berjauhan harus tetap merasa “bersama” yang bisa terjadi bila komunikasi lancar. Dalam berbagai kesempatan berkomunikasi, ungkapan perasaan-perasaan Anda, seperti rindu, kehilangan atau rasa senang saat sedang berkomunikasi. Penting pula saling memberi dukungan dan menguatkan. Beri keyakinan, Anda berdua saling membutuhkan.
  • Upayakan selalu bekomunikasi dengan bebagai cara, memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti sms/mms, email, chatting plus webcam. Buat juga catatan harian yang bisa diikuti pasangan. Misalnya, menyusun blog atau scrapbook konvensional yang merekam keseharian Anda bersama anak.
  • Waspadai antiklimaks pertemuan kembali. Tak jarang rasa rindu yang menggebu membuat pasangan suami isteri memasang harapan yang terlalu tinggi, dan kemudian tidak jarang harapan itu tak terwujud saat berkumpul kembali di rumah. Tentu situasi ini membuat frustasi. Cara terbaik mengantisipasinya adalah membicarakan apa yang Anda dan pasangan bayangkan saat kepulangannya.
So Are u ready to Long distance LOVE ??? Ga' usah  Takut berpisah jauh  dari " Beib" mu,Meski jauh namun tetap  dekat dihati yaa CCkkkkckkk....(ngomongx sambil nangis hih kkk hikk...)

0 komentar:

Posting Komentar